Hari ini tadi diawali dengan mendung yang menggantung, saya pergi bersepeda bersama dengan klub sepeda kantor kakak. Hal baru lagi saya coba. Awalnya tidak tertarik untuk ikut gowes, apalagi gabung di klub pesepeda. Beberapa waktu lalu kakak menawarkan saya untuk gabung sebagai anggota klub sepeda kantornya. Saya ditawari membayar seratus ribu rupiah untuk menjadi anggota plus sebuah jersey club. Sempat nanya ini itu.
"Entar kalau cuma gue yang orang luar kantor gimana Kak? Nggak mau ah, gue sungkan.."
"Udah lu ikut aja. Lagian ini klub untuk umum, yang ikut itu kebanyakan para nasabah. Orang kantor mah malah pada nggak tertarik".
"Serius nih? Tapi ntar gue naik apa?"
"Ya naik sepeda lah, Oneng.. Namanya juga klub sepeda."
Hello brooo... gue mah juga tahu kalau gowes itu naik sepeda. Maksudnya...gue kan cuma punya sepeda polygon yang dipasang kerenjang di depannya. Is that make a sense for join the cycling club? Bisa-bisa sepeda gue paling unyu ntar. 😣
Akhirnya saya bergabung. And for the first info, hari minggu akan ada acara gowes bareng 10Km. Ya acaranya jatuh pada hari ini tadi. Waduh, 10Km? Awalnya mikir serem juga bayangin 10Km. Pulang pergi berarti udah 20Km. Belum jarak dari rumah ke tempat kumpul. Buat yang sudah senior gowes mah.. Pasti jarak segitu hanya kacang buat mereka *hormat suhu!*. Sanggup apa enggak ya saya sepedaan segitu jauhnya. Sepedaan paling jauh terakhir kali ya waktu ke sekolah jaman SMP. Lol 😝 Habis itu, saya sepedaan paling banter dari rumah ke alun-alun kota aja. Basmallah aja deh.
Berbekal sepeda yang saya punya, jersey polyster bagus, sepatu olahraga yang nyaman dan air minum, akhirnya saya berangkat juga ikut acara klub. Anyway, setelah dijalani ternyata it was fun! Huulaa.. Kumpul sama bapak-bapak yang usianya rata-rata pensiunan sih, seru juga. Mungkin yang usia 30-40 hanya beberapa, malah yang sudah sepuh lebih mayoritas. FYI, sepeda mereka ya sepeda untuk gowes yang memang mehong harganya. Jauh lah kalau dibandingkan sepeda saya yang apa atu. Awalnya dijalan yang menanjak curam saya nggak kuat, masih dituntun. Beginner. Harap maklum. So far, menyenangkan sekali ternyata. Serasa di negeri oranye yang kemana-mana pakai sepeda gowes. Pantesan orang barat lebih kuat secara fisik dibanding kita, karena kita kemana-mana naik motor mobil. Mau beli sesuatu ke warung yang hanya 30 meter aja naik motor. Lah orang barat lebih suka bersepeda dan jalan kaki. Hal positif yang baik dicontoh.
Pengalaman pertama saya sih ada beberapa kendala, seperti:
- Kram (actually, saya nggak pemanasan lebih dulu. Padahal pemanasan kaki, tangan dan badan itu penting. Jangan asal mengayuh sepeda saja).
- Tidak kuat di tanjakan curam. Nih ya gaes.. Ada triknya ternyata mindah-mindahin geer sepeda itu. Bodohnya saya karena nubie, asal aja pindah geer. Emang sih kalau tanjakan landai, cukup main feeling. Maksudnya, kalau masih kuat tanpa pindah geer ya diusahakan tetap mengayuh/jangan berhenti.
- Alat pompa portable. Ya, saya lupa bawa alat ini. Penting sekali, kalau ban kita kempes di jalan, tidak perlu cari bengkel. Bahkan untuk mereka yang sepedanya dah mahal-mahal itu, ternyata punya alat emergency untuk menangani permasalahan sepedanya sendiri loh gaes.
- Handuk kecil. Baju jersey yang dipakai biasanya gampang dingin karena keringat , apalagi saya pakai jilbab begini. Keringat udah basah aja di dada dan punggung. Nah, biasanya para pesepeda bawa handuk kecil minimal untuk mengelap keringat. Pada tahap jarak yang lebih jauh, biasanya mereka bawa baju ganti. Agar tidak terjadi paru-paru basah, angin duduk atau masuk angin.
- Minyak gosok. Penting! Apalagi kalau sewaktu-waktu terjadi kram.
Itu sih beberapa yang saya pastikan lain kali kalau ikut gowes lagi harus dibawa. Memang rasa kekeluargaan sesama pesepeda satu klub itu besar ya. Contoh kecil waktu saya mau parkir sepeda, harus menjinjing melewati trotoar tinggi, salah seorang bapak langsung menawarkan bantuan dengan sigap. Apalagi karena saya perempuan dan paling muda diantara mereka 😄
Jadi gimana, kalian ada yang tertarik gabung klub gowes? 😉
Regards.