Friday, April 4, 2014

Selamat Pagi Untukmu

Selamat pagi, untukmu di sana, yang telah menaruh biru dalam diamku.
Pagi ini wangimu masih di sekitar situ, masih belum hilang meski jejakmu sudah tak tersisa oleh butiran hujan dan angin malam.
Kau memilih pergi, dan meski sudah kuramalkan sebelumnya, tetap saja kau meninggalkan biru.
Mungkin kau tidak terlalu dalam memahami, atau karena kau telah cukup mengerti tentang masa-masa laluku. Lalu, mencampakkan.

Selamat pagi, untukmu yang telah menolak rinduku.
Semoga masih bertahan kau dengan hatimu yang bersih, meski kau telah menghitamkan rasaku.
Berjalanlah pada tujuanmu, mungkin kita cukup mengenal, tapi takut untuk menggilai.
Atau mungkin karena kau cukup memahami, bahwa tak cukup menjadi gila untuk mengerti tentang aku.
Tak mengapa.

Selamat pagi, untukmu yang telah membawa pergi senyumku.
Meski kau tahu, senyum adalah sunnah. Masih saja kau lupa untuk mengembalikannya kepadaku.
Kau pikir aku punya banyak untuk kuberikan pada semua orang?
Mungkin begitu, pikirmu.
Tapi tidak.


Selamat pagi, ini sudah menjelang waktu sholat Jumat.
Beribadahlah.
Karena Tuhan telah menunggu hamba-hambaNya yang bersujud dalam khusyu'.
Mungkin, bisakah kau selipkan namaku di dalam khusyu'-mu?
Atau tidak.
Ah, lebih baik jangan.

Karena kita tidak cukup gila, untuk saling mencumbui rasa.



Regards,

-as clear as you call my name-