Friday, November 6, 2015

Secuplik dari Persahabat Saya dengan Pria-Pria ini....


"Gue kangen kalian..."

Akhirnya kalimat pancingan di grup chat yang saya lontarkan itu berhasil memancing para lelaki kampret untuk berhaha-hihi seperti biasanya. Sudah lama kami tidak melakukan candaan seperti itu rasanya, hmmm lama... Mungkin sejak si supervisor Bas sudah mendapatkan pasangan baru hasil perburuan yang cukup instan. Ya gimana nggak instan, orang dia pacaran sama anak buahnya sendiri. Saya sih berpesan semoga awet, tidak tertuah karma penikungan saja sih, haha skip yang terakhir ini, forgive me Bas! :D

"Elu sombong Bas, sudah persis kayak Bang Toyib sekarang."
"Bang Toyib gimana hlo?"
"Ya lu pulang kampung nggak kabar-kabar sekarang. Teman macam apa kaaauuu?"
"Gue minggu kemarin mampir tempat Fuad hlo, Ning."
"Iyaa tapi lo nggak kabar-kabar gueeeee!"
"Iya, iya maaf. BESOK kita meet up. Oke?"
"BESOK? Lu udah di rumah ini?"
"Iya, ini gue lagi ngobrol sama bokap, kangen. Gue kan juga kangen kalian, besok kabarin anak-anak ya?"

Hmmm...
Setelah dipancing, baru deh bisa kumpul lagi sama mereka. Akhirnya, sepanjang petang hingga malam itu kami habiskan dengan berhaha-hihi bersama. Puluhan bumbu-bumbu persahabatan sudah kami temui sepanjang kami tumbuh bersama. Apalagi kalau bukan kecrohan sarkasme yang membuat kami saling merindukan satu sama lain. Meskipun dalam perjalanan persahabatan kami diwarnai oleh perubahan sifat maupun perilaku masing-masing dari kami, tetapi kami tetap fleksibel dalam menghadapinya. Kami saling memaklumi, walaupun harus berakhir dengan kecrohan apabila nanti kami bertemu. Seperti apabila masing-masing dari kami mulai sedikit berubah setelah memiliki pasangan, ya kami bisa menerima.



Terkadang dalam banyak hal kami juga sering berkeras pendapat, tidak masalah, sepanjang kami masih bisa melihat konteks secara objektif. Sering pula dalam membahas masalah yang sedang dihadapi pada satu orang, maka yang lain akan turut memberikan pendapat yang berbeda-beda, tetapi pada intinya adalah kami menaruh rasa perhatian yang besar pada sahabat kami. Tak luput malah ketika salah satu diantara kami bersedih, bukan latar belakang masalah yang membuat kami sedih yang pada akhirnya dibahas. Semua akan berakhir dengan guyonan menghibur dan sedikit 'bangsat', memang.

Oleh karena saya adalah satu-satunya spesies wanita dalam The Red Ants, jadilah saya yang harus banyak (ditekankan, banyaaaaak sekali) beradaptasi dengan makhluk-makhluk pria itu. Mereka tidak se-melankolis wanita dalam persahabatan, yang jelas jauh dari drama, a good point. Contoh kecilnya, kalau kami sedang gitaran dan suara saya terdengar sumbang, mereka akan sangat gamblang bilang "Suara lu fals banget sih? Gue jadi bingung nih cord-nya!". Begitupula jika kita berpakaian atau berias sedikit berbeda dari biasanya, berharap sih akan mendapat pujian dari mereka, but...I am wish, yeah! Mereka akan dengan keras menyampaikan tanpa basa-basi bahkan meski di depan umum "Lu menor amat sih pake lipstik? Mau dangdutan?" atau "Lu dandan ya? Emang mau kemana pakai dandan begitu? HAHAHA". Itu kan nohok ya, kalau seandainya ada sahabat sesama wanita yang bilang begitu. Tapi tidak dengan pria-pria ini. Kuncinya, jadilah muka badak.

Pria-pria ini juga tidak semudah sahabat wanita dalam melakukan sesi curhat. Kalau bersahabat dengan wanita biasanya akan saling menyampaikan sesi curhat colongan bersama-sama diawali dengan kalimat "Eh, gue mau curhat nih, menurut kalian...bla3x...", Namun, yang saya temui selama bersama pria-pria ini adalah mereka akan diam-diam mencari waktu empat mata untuk menyampaikan keluh kesahnya serta untuk mendapatkan pendapat saya secara terbuka. Ya, wanita lebih baik dalam hal menjadi pendengar. Saya juga jarang sekali mendengar cerita yang bersifat rahasia dari para pria ini. Tergantung sih, menurut mereka pantas diceritakan ya diceritakan apa adanya, tidak pakai kode 'RHS' seperti kebanyakan sahabat wanita. Biasanya wanita akan memulai cerita berkode RHS mereka dengan headline "Eh, tapi ini rahasia ya? Lu jangan bilang siapa-siapa" tetapi selalu berujung pada bocornya kode RHS tersebut. Well...

Pria lebih kocak lagi dibanding wanita, jangan heran apabila Anda sering menemui umpatan-umpatan kalau bertemu dengan mereka. Meski jarang bertemu, sahabat pria lebih solid. Jarang sih mereka mengatakan 'kangen', ah terdengar sedikit manja mungkin bagi mereka. Tidak seperti saya, apabila saya kangen bertemu dengan mereka, ya saya sampaikan bahwa saya kangen. Pria nampaknya lebih malu-malu, meski mereka tidak menampik bahwa terkadang juga rindu untuk berkumpul bersama sahabat-sahabatnya.

Ya, itulah kami, The Red Ants. Ingin rasanya menulis sebuah kisah tentang kami, ya, sudah terpikirkan sih, hanya belum terlaksana. Guys, wherever you are, semoga kalian semua selalu dalam keadaan baik, sehat dan berbahagia.




-Kampret berwajah teduh-