Saturday, December 12, 2015

Jangan Sepelekan Gejala Alzheimer!

Semalam, saya berkomunikasi dengan kedua sahabat saya, Fuad dan Benny. Semenjak musim hujan ini, kami jarang keluar bareng, selain kesibukan masing-masing juga dikarenakan hujan yang tidak bisa dipastikan turunnya. Kami tetap menjaga komunikasi melalui groupies internal di beberapa jejaring sosial. 
"Efek obat penenang ternyata bikin nge-fly" Status Fuad yang pertama muncul.
Secara spontan saya langsung menyambar.
"Lu stress? Nggak usah aneh-aneh deh. Pakai obat segala!"
"Bokap gue yang make."
"Bokap? Untuk?"
"Bokap gue sudah nggak kaya dulu lagi, Ning. Sudah banyak berubah."
"Separah itu harus pakai penenang?"
"Kalau gelisahnya muncul, kadang juga emosinya meledak-ledak."
"Ya penderita dimensia memang begitu."
"Penyakit tua lah." 
"Ajak ngobrol lah. Biar nggak ngerasa sepi. Bokap lu nggak butuh penenang tapi perhatian."
"Gimana mau ngobrol? Setiap hari sekarang dari pagi sampai malam bokap sendirian di rumah."
"Ya Elu jangan colud sampai malam mulu."
"Lembur neng...."
Waktu yang bersamaan, saya juga berkomunikasi dengan Benny.
"Fuad kenapa tuh?" Saya menyapa Benny bersamaan dengan status Fuad muncul.
"Depresi kali."
"Kenapa? Kok obat penenang segala?"
"Biasalah, jomblo. Masalah apa coba selain butuh pasangan."
"Akut."
"Kemarin pas gue dari rumah dia, dia sempat cerita soal bokapnya."
"Bokapnya kenapa lagi?"
"Nggak tahu, halusinasi atau apa, jadi dia sering ditelfon bokapnya untuk pulang cepat. Bokapnya ketakutan dan marah-marah."
"Bener kan dugaan gue. Apa tuh namanya, gue lupa?"
"Apa hayooo?"
"Malah kayak TTS."
"Barusan gue tanya dia, bokapnya kambuh lagi."
"Iya, gue juga udah dibales."
"Lebih tepatnya sih bokapnya butuh cucu, bukan obat."
"Rese!"
Well, singkat cerita guys, jadi bapaknya Fuad menang mengidap penyakit yang biasa menyerang orang-orang yang sudah usia senja, Alzheimer. Sejujurnya, saya sering mendengar tentang penyakit ini, tetapi kurang pengetahuan mengenai seluk-beluk penyakit Alzheimer. Saya mencoba mencari artikel-artikel melalui google yang membahas mengenai penyakit Alzheimer.

Source: www.cnn.com

Setelah membaca, saya baru menyadari bahwa penderita alzheimer mesti dimotivasi untuk terus melakukan aktivitas fisik. Misalnya, berolahraga ringan secara teratur setiap hari seperti senam, jogging atau jalan cepat. Memperbanyak aktivitas sosial di luar rumah juga bisa mengurangi risiko penurunan fungsi kognitif di usia tua. Kegiatan sosial dan berkumpul bersama orang banyak akan membuat perasaannya semakin menyenangkan. Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat sangatlah penting.

Pengidap alzheimer biasanya akan mengalami perubahan perilaku. Misalnya, bangun tengah malam, bepergian tanpa tahu tujuan, lupa dengan anggota keluarga serta identitas dirinya, lupa meletakkan kunci mobil, lupa dengan nominal uang, lupa nomor telepon, lupa nama makanan yang biasa dimakan, lupa harus mencampurkan gula/garam dalam minuman, disorientasi waktu, lupa jalan menuju kamar mandi di rumah sendiri, lupa cara-cara mengaduk air, bahkan dalam taraf yang lebih buruk bisa berakibat lupa pada panggilan biologis tubuh (misal: ketika terasa pipis harus pipis, lupa rasanya ketika harus BAB dan lain-lain). Perubahan perilaku ini bukanlah kehendak si pasien melainkan memang efek dari penyakitnya. 

Alzheimer merupakan satu penyakit yang berhubungan dengan menurunnya fungsi otak. Seseorang yang menderita alzheimer skema otaknya akan terlihat cenderung mengerut daripada mereka yang normal. Terkadang mereka seperti mendengar suara/bisikan halus dan melihat bayangan menakutkan. Secara emosi dan mood mereka juga menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain. Penyakit ini menyerang fungsi otak sehingga mengalami penurunan. Penderitanya akan kehilangan kemampuan intelektual dan sosialisasi yang cukup parah sampai sulit melakukan aktivitas sehari-hari.

Kalau kita membaca di wikipedia mengenai penyakit Alzheimer ini, ada beberapa tokoh dunia terkenal yang pernah mengidap penyakit Alzheimer semasa hidupnya. Contohnya, mantan Presiden Amerika Serikat Ronald Wilson Reagan, tokoh filsuf abad ke-19 Ralph Waldo Emerson, pengarang dan politikus terkenal dari Inggris Sir Winston Leonard Spencer Churchill, penulis kenamaan dari Inggris Enid Mary Blyton dan bahkan sosok Ratu Juliana dari Belanda. Secara keseluruhan penyakit Alzheimer ini bisa merusak pembuluh darah dan apabila tidak terkendali dengan baik semuanya akan merusak pembuluh darah, termasuk di otak. Sementara itu, stres juga memengaruhi menurunnya fungsi otak. Depresi yang berkelanjutan pun dapat merusak fungsi daya ingat. 


Orang alzheimer masih bisa melakukan aktivitas normal dengan bantuan orang-orang sekitar. Mereka masih punya harapan untuk dapat hidup berkualitas. Tentu dibutuhkan kesabaran, ketelatenan dan kasih sayang yang besar dari orang-orang di sekitarnya. Pemakluman apabila mereka melakukan sesuatu di luar kontrol dirinya, bukan lantas kita menghujani dengan hujatan/ejekan/emosi. Menurut artikel-artikel terpecaya yang saya baca, obat penenang bisa diberikan kepada penderita Alzheimer tetapi harus dalam anjuran dokter dan dengan dosis yang tepat. Ilmu medis belum mengetahui bagaimana mencegah atau mengobati penyakit Alzheimer ini. Namun, penting untuk mendapatkan ahli yang mampu menolong penderita dan keluarganya untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat penyakit Alzheimer. Selain itu meditasi juga baik untuk membantu memperbaiki pola tidur dan mengurangi depresi akibat penyakit ini.


Semoga bermanfaat, salam sehat!

-Bening Rahardjo-