Saturday, March 8, 2014

Ade Sara Murder Case

Masyarakat Indonesia saat ini sedang digegerkan dengan kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19 tahun), mahasiswi cantik asal Universitas Bunda Mulia Jakarta. Ade Sara ditemukan tewas di Tol JORR, Bekasi Barat. Saat ditemukan ada luka lebam di tangan, kaki, dan leher di tubuh Sara. Sedangkan bagian wajahnya membiru nyaris tak dapat dikenali. Mulutnya pun ikut dijejali koran. Ade Sara dibunuh dengan cara dipukul dan disetrum listrik. Polisi sudah menetapkan dua tersangka dalam kasus pembunuhan ini. Kedua tersangka merupakan orang dekat Sara, yakni Ahmam Imam Al Hafitd (19) alias Hafiz, dibantu kekasihnya Assyifa Ramadhani (19) alias Syifa. Hafiz tidak lain adalah mantan kekasih Sara. Pembunuhan inipun nampaknya sudah direncanakan dengan baik oleh kedua pelaku. Polisi menangkap Hafiz saat melayat korban di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tanggal 6 Maret lalu. Saat itu Hafiz berpura-pura berduka dengan melayat Ade. Sedangkan Syifa diringkus satu jam kemudian. 

Ade Sara Angelina Suroto, korban
Berbicara mengenai motif pembunuhan ini, polisi mengungkap dari keterangan Hafiz bahwa pelaku marah dengan mantan kekasihnya karena sulit untuk dihubungi. Sedangkan motif dari Syifa dilatarbelakangi oleh rasa cemburu, Syifa tidak ingin Hafiz kembali kepada mantan kekasihnya. 

Saya benar-benar gagal paham. Kasusnya ini out of personal logic sungguh. Kita sebagai orang yang mendengar motif tersebut mungkin akan merasa bahwa "pembunuhan" yang dipilih sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan masalah remaja tersebut sangatlah tidak logis. Kalau dibunuh mantan karena tidak mau diajak balikan sih banyak. Pasalnya si mantan ini juga sudah berpacar hlo. Bunuhnya juga sama pacar pula. Banyak tanda tanya dari kasus remaja ini. Terlebih saat melihat fakta bahwa kedua pelaku yang sepertinya tampak menikmati "sensasi" dari ketenaran mereka. Tengok saja akun twitter keduanya (namun saat ini sudah terproteksi dan diganti nama), dalam twit terakhirnya, Hafiz menuliskan ini:

*click gambar untuk memperbesar


Ini pula yang diucapkan oleh Syifa di akun twitternya (twitternya sudah terproteksi dan berganti nama juga) : 


Syifa juga menuliskan ini di twitnya: "@JeanyTiioo @pucheudaim Jennn gue ikuttt kalo mau ke Adeee."
Agar terlihat seolah-olah dia ikut berbelasungkawa dan ingin datang ke pemakaman.

Mereka nampaknya juga menikmati jumlah followers di akun twitternya, lihat saja, terakhir saat saya menengok akun Hafiz, jumlah followersnya masih 2000, sekarang sudah menjadi 5000 lebih followers (dan sempat-sempatnya mereka ganti nama akun yang hampir mirip serta memproteksi akun twitternya).

Bahkan kekasihnya, Syifa yang juga menjadi tersangka, ikut menuliskan ungkapan di Path seolah-olah dia ikut berbelasungkawa atas kepergian Sara:


Di bawah ini juga ada screenshot dari salah seorang teman Hafiz, yang menanyakan kebenaran kematian Ade Sara kepada Hafiz, Hafiz bersandiwara dan seolah-olah dia ikut marah kepada pembunuh mantan kekasihnya:


Aaaannd, yang lebih MENGERIKAN adalah foto ini, guys!


Apa yang mengerikan? 

SENYUM si pelaku yang cewek itu looooh! Buset deh, ini anak masih sadar apa enggak ya kalau habis ngilangin nyawa orang lain? Masih bisa senyum narsis begitu di kantor polisi saat dimintai keterangan. OH MY to THE GOD! Si pelaku cowok juga, tampangnya tidak menunjukkan penyesalan dan takut sama sekali. Benar-benar pem****h berdarah dingin! Entah kenapa saya jadi keinget film Perfect Runaway, pasangan charming psychopath yang beneran ada di dunia nyata. Duh Gusti, jangan sampe deh mereka sempet selfie di penjara kaya di cover-page akun mereka.

Kedua pelaku ini (HELL to the OOOOO, THEY ARE 19 YEARS OLD anyway!!!) melayat dan  melakukan drama pemanis di media sosial karena hendak menunjukkan dirinya ikut bersimpati dan mengucapkan belasungkawa. Dengan begitu, tidak ada yang mencurigainya sebagai pelaku pembunuhan Ade Sara.

Entah kenapa, semenjak kasus ini booming di media sosial dan media massa, kata-kata "mantan" dan "teman" jadi terasa mengerikan. Charming psychopath bisa jadi ada di antara orang-orang yang dekat dengan diri kita. Orang-orang yang didiagnosa dengan jenis mental disorder ini tidak peduli dengan orang lain, tidak merasa bersalah, tidak menyesal dan bahkan cenderung pathological liar (pembohong patologis) jadi bisa berbohong dengan pintar sekali. Sikap patologis ini membuat orang tidak menduga jika mereka melakukan kejahatan. Ah, now I can see them a bit clear, psychologicaly. You know, the type of 'I would do anything no matter what' person.

Kepada seluruh pembaca dan saya pribadi, tentu ada pesan yang bisa kita petik dari kasus penyimpangan remaja ini. Berhati-hatilah dengan lisan, kepada siapapun, termasuk mantan kekasih. Jika memang suatu hubungan harus diakhiri, akhirilah dengan sehat, tanpa percekcokan negatif. Rasa cemburu, cinta, sayang, sakit hati, bisa menjadi bola panas liar di dalam diri seseorang. Mungkin, yang sudah disakiti dalam hubungan asmaranya, ya sudah, go with the wind blows, tidak perlu membalas menyakiti. Tuhan menyiapkan seseorang yang lebih baik untuk anda, jika anda pun memperbaiki diri anda. Lalu, kalau anda sudah menjadi kekasih, hilangkan rasa cemburu yang negatif kepada pasangan. Intinya, emosional pun bisa dikendalikan pakai akal logis! Tergantung pada diri dan keimanan kita.

Ini ada link, sebuah surat dari salah satu sahabat Sara, just click this.

Rest In Peace Ade Sara Angelina..


Regards,