Friday, December 11, 2015

Membingkai Kabupaten Karanganyar Menjelang Satu Abad

source: www.karanganyarkab.go.id
Kabupaten Karanganyar adalah sebuah kabupaten yang berada dalam wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 800,20 Km2. Kabupaten ini terdiri atas 17 kecamatan yang masing-masing menyimpan potensi daerah yang mendukung kemajuan wilayah. Nama Karanganyar hampir tidak banyak dikenal oleh masyarakat yang tinggal di luar Pulau Jawa, memang. Namun, jika menyebut Gunung Lawu pastinya ingatan orang akan selalu melekat pada Kabupaten Karanganyar. Berbagai potensi alam dan peninggalan budaya dapat kita jumpai di lereng barat Gunung Lawu seperti: Grojogan Sewu Tawangmangu, Air Terjun Parang Ijo, Air Terjun Gumeng Jenawi, Air Terjun Jumog, Cumpleng, Sapta Tirta Pablengan, Telaga Madirda, Hutan Pringgodani, Hutan Sekipan, Hutan Gunung Bromo, Puncak Lawu, Candi Sukuh, Candi Cetho, Candi Kethek, Pura Saraswati, Pura Pamecekan, Situs Dayu, Situs Palanggatan, Situs Watu Kandang, Situs Menggung dan masih banyak lagi potensi keindahan alam, buatan, maupun peninggalan budaya di kabupaten ini, baik yang sudah dikelola dengan baik maupun yang masih dalam tahap untuk dikelola.

Perkampungan di lembah Gunung Lawu, Tawangmangu, Karanganyar. Source: Deni Kurniawan

Kejuaraan urban downhill di Tlogo Dlingo, Gondosuli, Tawangmangu. Source: www.facebook.com/IndonesianDownhill
Tanggal 18 November adalah tanggal yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Karanganyar. Setiap pemerintah daerah yang baru berlomba-lomba untuk menyemarakkan bulan November agar dapat menjadi pengingat bagi masyarakat Kabupaten Karanganyar akan tanah kelahirannya. Bulan November tahun 2015 kemarin merupakan bulan momentum perayaan Hari Jadi Kabupaten Karanganyar ke-98. Angka 98 merupakan angka yang masih tergolong muda untuk ukuran kabupaten/kota. Ya, apabila dibandingkan dengan kabupaten/kota yang usianya sudah di atas 100 atau bahkan 200 (misalnya Jakarta, Semarang, Palembang, Magelang, Medan, dll), tentu angka 98 masih merupakan angka yang terbilang muda. Meski terbilang angka yang muda, angka 98 adalah angka menuju pada usia satu Abad. Angka yang fantastis untuk usia manusia. Lantas apa saja pencapaian-pencapaian Kabupaten Karanganyar menjelang satu Abad usianya?

Menjelang satu abad usia Kabupaten Karanganyar, ada beberapa bingkai indikator pencapaian-pencapaian Kabupaten Karanganyar yang ingin saya tuangkan dalam tulisan saya di sini. Bertepatan dengan momentum Hari Jadi Kabupaten Karanganyar ke-97 dan ke-98 kemarin, saya pribadi sebagai bagian dari masyarakat melihat upaya baik dari pemerintah daerah dalam membenahi dan mengembangkan potensi yang ada di Kabupaten Karanganyar. Banyak terobosan dan ide-ide baru yang sebelumnya hanya menjadi wacana klasik bunga tidur masyarakat dan nampaknya sekarang sudah mulai diupayakan. Salah satu hal yang membuat saya semakin cinta dengan tanah kelahiran saya adalah mulai digaungkannya sejarah lokal Kabupaten Karanganyar. Ya, selama ini mungkin tidak banyak warga Karanganyar sendiri yang tahu bagaimana sejarah terbentuk dan tercetusnya nama 'Karanganyar'. Apalagi untuk mengenal sejarah-sejarah lokal perjuangan pemuda Karanganyar di masa penjajahan dulu. Masih banyak sejarah lokal yang tidak terekspos oleh pemerintah daerah setempat. Banyak pula potensi pariwisata, pertanian, perkebunan yang tidak tergarap dengan baik. Namun, dengan adanya visi dan misi baru yang dibawa oleh pemerintah daerah yang baru ini, sepertinya angin segar mulai berhembus. Setidaknya, kita harus menjadi bangsa yang menghargai dan menjunjung nilai-nilai lokal yang sudah ditanamkan oleh para pendahulu. Berkembang sesuai dengan kemajuan jaman adalah tuntutan. Ya, tetapi menjaga eksistensi lokal serta nilai-nilai budaya yang sudah ada juga akan selalu mengingatkan kita akan: "Siapa kita, dari mana asal-usul kita, akan kemana kita menuju?".

Karnaval HUT RI ke-70 melintasi Jalan utama Lawu. Source: Deded Asmarahady
 
Gowes pagi di Lawu. Source: Choonwei Tay


Nama Karanganyar tidak terlepas dari perjuangan Raden Mas Said atau yang biasa kita kenal sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyawa. Saya sangat bersemangat ketika mengetahui bahwa sejak tahun 2014 lalu, kisah perjuangan Raden Mas Said diangkat dalam sebuah tari kolosal. Bisa dikatakan dramatari lebih tepatnya. Alangkah indahnya jika tari perjuangan ini tidak hanya ditampilkan saat upacara hari jadi saja, atau hanya mengambil setting di alun-alun kota saja. Mengapa tidak digarap lebih serius untuk menjadi sebuah dramatari dalam sebuah panggung teatrikal terbuka secara khusus seperti Sendratari Ramayana di Candi Prambanan beberapa waktu sekali? Selain menarik jumlah wisatawan lokal maupun asing, saya rasa kita punya sejarah lokal yang sangat luar biasa untuk dikenang dan diceritakan kepada anak cucu kelak. Banyak nilai-nilai keteladanan yang bisa kita petik dari sejarah Raden Mas Said. Konsep 'manunggaling kawula gusti', sifat eling (ojo dumeh, hati yang mituhu), empan papan, amanah, keadilan, ketulusan, team work, prinsip-prinsip perdagangan dan ekonomi yang terintegrasi demi kesejahteraan rakyat, nilai kesusilaan, nilai keindahan, kecerdikan, kejujuran, serta nilai-nilai yang lain. Akan lebih baik apabila formulasi ajaran Tri Dharma yang digagas oleh Raden Mas Said mampu diterapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar:
  1. Rumongso handarbeni (merasa ikut memiliki);
  2. Wajib melu hangungkrebi/hanggondheli (kewajiban untuk membela dan mempertahankan);
  3. Mulat sariro hangroso wani (kesadaran dan keberanian untuk melakukan koreksi diri/otokritik).
Sebagai wilayah yang menyimpan banyak potensi dan dianugerahi kemerdekaan oleh Tuhan Yang Maha Esa, masing-masing dari kita mempunyai tanggung jawab untuk mewarisi jiwa semangat dan kepahlawanan dari leluhur. Kita memiliki tanggung jawab untuk mengelola sumber daya yang ada dengan penuh ambeg paramarta artinya tidak konsumtif, tidak merusak alam dan tatanan budaya sendiri. Kita memiliki tanggung jawab untuk membangun dan membenahi tatanan kehidupan bermasyarakat yang demokratis. Sekadar menjadi "Maju dan Sehat" saja tidak cukup, kita harus menjadi daerah yang sehat, cerdas, bermartabat, berperadaban, berkemajuan dan berkarakter. Apa artinya maju bila tak berautentik? Think global, act local. Mengapa kita tidak belajar dari mentalitas masyarakat Jepang? Meski mereka dituntut untuk menjadi negara maju, bukan berarti mereka meninggalkan budaya lokalnya begitu saja. Justru mereka bangga pada apa yang sudah diwariskan oleh nenek moyangnya, sebab nilai sejarah selalu mengandung pesan moral bagi kehidupan selanjutnya. Penetrasi kecepatan teknologi dan informasi dunia dapat mengubah perilaku sosio-kultural masyarakat lokal. Itu mengapa, saya pribadi sangat mengharapkan bagi pemerintah daerah yang sekarang dan selanjutnya untuk menanamkan nilai-nilai lokal kepada masyarakat Kabupaten Karanganyar dimulai sejak dini. Sekarang, banyak inovasi-inovasi di bidang teknologi dan informasi, semakin baik apabila dapat dimanfaatkan bagi siar/gaung kepada masyarakat.

Tengok saja Kabupaten Sukoharjo yang berbenah dengan wilayah satelitnya, Solo Baru. Investor berdatangan untuk beramai-ramai membangun 'kota baru' yang penuh dengan mall, kawasan pemukiman elite, hotel-hotel dan pusat perekonomian lainnya. Andaikata Kabupaten Karanganyar ingin menata sebuah kawasan seperti Solo Baru, hal ini tidak mustahil. Namun, perlu diingat pula bahwa Kabupaten Karanganyar tidak harus mendorong pertumbuhan masyarakat menjadi konsumtif, mengapa tidak kita berbenah menjadi kota produktif? Banyak hal yang bisa dibenahi terkait sumberdaya yang ada di Kabupaten Karanganyar, ambillah contoh bidang pariwisata. Selama ini masyarakat Karanganyar sendiri masih terlihat 'kurang bangga' dengan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Karanganyar, yang padahal, kita punya banyak potensi alam yang indah di kaki Gunung Lawu. Ini adalah salah satu berkah alamiah terkait dengan posisi geografis. Seharusnya, pemerintah bisa menggenjot potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Karanganyar. Misalnya, mengapa tidak kita kembangkan pariwisata kreatif di Kabupaten Karanganyar dengan menampilkan berbagai potensi budaya, tari-tarian, hasil kerajinan masyarakat dan lain-lain dalam sebuah event budaya? Bukan lantas menjiplak ide dari daerah lain lalu mengada-ada. Tapi sumberdaya-sumberdaya penting yang kita miliki bisa berpotensi besar apabila digarap dengan sungguh-sungguh.

Demikian halnya dengan bidang pertanian, hasil pertanian yang baik pun bisa membuat suatu daerah menjadi swasembada pangan bagi daerah-daerah di sekitarnya, tentu apabila diproyeksikan dengan baik. Satu hal yang membuat saya optimis adalah Kabupaten Karanganyar masih memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Beruntungnya kita tinggal di daerah yang subur, tanah yang baik untuk pertanian dan perkebunan, serta sumber mata air yang melimpah. Namun, seiring dengan pertumbuhan manusia yang semakin cepat, sudah banyak pula wilayah pertanian dan perkebunan yang kemudian beralih menjadi lahan perumahan. Penting bagi pemerintah daerah untuk mengatur tata ruang daerah dengan baik agar Kabupaten Karanganyar tidak kehilangan lahan potensial untuk pertanian dan perkebunan, dimulai dari sekarang tentunya. Ambil contoh tetangga terdekat, Kota Surakarta, semakin pesat pertumbuhan ekonomi penduduknya, semakin menipis pula lahan pertanian yang ada. Lahan pertanian menjadi barang yang amat mahal dijumpai karena tergerus oleh modernisasi kota yang tidak seimbang dan pertumbuhan penduduk. Apabila pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar mampu menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya di segala aspek (tidak hanya mengacu pada satu aspek saja), saya yakin bahwa visi yang ingin dicapai oleh pemimpin yang baru yakni "Maju dan Sehat" akan dapat terwujud. Jika petani kita sejahtera, ini bisa menjadi indikator penting kemajuan daerah. Satu hal lagi yang khas dari pertanian (mungkin lebih ke arah bidang agrofarmasi tepatnya) yakni tanaman obat Tawangmangu. Lihat, kita sudah punya balai penelitian dan pengembangan untuk tanaman obat dan industri farmasi. Mengapa tidak kita angkat Kabupaten Karanganyar dengan pengembangan tanaman obat dan ramuan tradisionalnya? Bukan karena latah mengikuti daerah tertentu, tetapi memang kita sudah punya lahan yang bisa dikembangkan.
Bupati Karanganyar, Bapak Juliyatmono sedang menilik persawahan. Source:  www.solopos.com

Jalur pedestrian di Jalan utama Lawu. Source: www.suaramerdeka.com
Membangun infrastruktur tentu membutuhkan anggaran yang besar dan perlu pengerjaan yang lumayan menyita waktu. Tetapi, penataan pembangunan infrastruktur yang baik bisa menjadi investasi jangka panjang bagi daerah. Penataan dan pembangunan kawasan Taman Pancasila dan alun-alun menjadi harapan optimis bagi wajah baru Kabupaten Karanganyar yang rapi, bersih dan sehat. Bicara mengenai kawasan alun-alun tiga/empat tahun yang lalu, saya mempunyai cerita tersendiri mengenai premanisme di sana, sebab pada waktu itu kawasan alun-alun masih sepi dan kurangnya penerangan lampu-lampu kota. Kawasan itu dulunya lebih terkenal sebagai tempat mangkal anak-anak muda yang condong dengan stereotype negatif. Namun kini, alun-alun sudah kembali pada fungsi semula sebagai public sphere bagi seluruh warga Karanganyar. Baik dari anak kecil hingga orang tua pun bisa menikmati kawasan ini sebagai ruang publik yang nyaman. Pembangunan plasa alun-alun dan sidewalk sepanjang Jalan utama Lawu menjadikan Kabupaten Karanganyar terlihat lebih rapi tertata. Tentu semua masyarakat juga bergembira dengan terwujudnya proyek fly over Palur yang bakal dibuka sebentar lagi. Semoga fly over bukan hanya sekadar wujud 'gagah-gagahan' dari pemerintah daerah, tetapi benar-benar dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Infrastruktur yang baik adalah faktor lain sebagai penunjang penting kemajuan ekonomi suatu daerah. Meski begitu, beberapa akses menuju daerah harus diperbaiki dan ditambah. Seperti jalan Ngargoyoso menuju Candi Cetho yang masih banyak jalan berlubang, jalan bergelombang di jalur lingkar selatan (Tegalgede-Papahan), jalan berlubang di sepanjang Gaum-Kaliboto dan mungkin di beberapa daerah lain yang masih harus diperhatikan aksesnya. Juga masalah kurangnya penerangan jalan masih menjadi pemicu angka kriminalitas di beberapa titik.

Uji coba fly over Palur. Source: @binamargajateng

Fly over Palur, Karanganyar dilihat dari atas. Source: www.sindonews.com

Pendidikan di Kabupaten Karanganyar berkembang dengan cukup baik, dilihat dari penghargaan/reward yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada siswa-siswa berprestasi di Kabupaten Karanganyar dengan menyokong bantuan pendidikan tinggi, pendidikan gratis juga meringankan beban ekonomi orangtua dari semua lapisan. Namun, yang perlu diingat bahwa pendidikan gratis bukan lantas menjadikan orangtua dan guru bisa berlaku seenaknya. Orangtua juga harus menyadari akan kebutuhan buku dan seragam bagi anak-anaknya, sedangkan guru juga harus menyadari bahwa pendidikan gratis bukan lantas menjadikan guru malas mengajar/berinovasi karena alasan tidak adanya alokasi dana untuk sekolah. Sekolah juga harus menyadari bahwa mereka harus tetap memberikan hak siswa untuk mendapat fasilitas yang baik, nyaman dan mendukung. Semangat para pemuda Karanganyar untuk belajar hingga pendidikan tinggi juga termotivasi dengan baik, bisa kita lihat dari naiknya angka pemuda-pemudi daerah yang diterima Perguruang Tinggi Negeri favorit dari tahun ke tahun. Berkembangnya ruang kreativitas bagi komunitas-komunitas baik seni, pecinta alam dan lingkungan, pecinta binatang, komunitas sosial, komunitas yang bergerak di bidang pendidikan dan lain sebagainya.

Kesehatan adalah masalah urgent bagi setiap manusia. Memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat adalah kewajiban bagi pemerintah daerah. Bersama peringatan Hari Jadi Kabupaten Karanganyar ke-98 kemarin, pemerintah daerah bekerjasama dengan BPJS untuk men-cover kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Karanganyar. Pelayanan kesehatan di Kabupaten Karanganyar masih perlu peningkatan, keberadaan Puskesmas di daerah-daerah juga perlu dioptimalkan keberadaannya. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah, RSUD Karanganyar harus berbenah dalam persaingan pelayanan kesehatan dengan pihak swasta khususnya di wilayah Karanganyar sendiri. Kebersihan dan kenyamanan lingkungan rumah sakit adalah mutlak bagi syarat pelayanan kesehatan yang baik.

Lautan manusia di Konser Iwan Fals pada puncak Hari Jadi Karanganyar ke-98, source: akun instagram drummer Yose Kristian

Selebihnya, perayaan Hari Jadi Kabupaten Karanganyar oleh pemerintah daerah dua tahun belakangan ini adalah sebuah progres baik dan mendapat sambutan positif dari semua lapisan masyarakat. Hiburan, siapa yang tidak menyukai hiburan? Semua tentu terkadang merasa jenuh dengan aktivitas monoton berminggu-minggu dengan pekerjaannya masing-masing (bertani, berkebun, beternak, aktivitas di kantor, aktivitas pekerja sosial, aktivitas wirausaha, berdagang, dll), bentuk pertunjukan seperti mengundang artis ibukota tentu menjadi hiburan menarik bagi masyarakat. Hiburan yang bisa dinikmati oleh semua lapisan, tidak hanya diisi dengan pertunjukan musik yang hanya diikmati oleh pemimpin saja (Pemimpin berkaraoke berdendang ria, masyarakatnya hanya 'terpaksa' menonton sambil memble. Well....It's soooo old).

Parahnya kebakaran hutan Lawu 2015 kemarin yang sempat menewaskan 7 pendaki. Source: www.detik.com
Seperti konser Iwan Fals kemarin, menurut saya adalah pilihan bijak dari pemerintah daerah apabila ingin menunjukkan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pesan-pesan sosial dan pesan-pesan cinta lingkungan. Sebab Om Iwan Fals adalah salah satu artis ibukota yang menjadi ikon duta lingkungan dan duta untuk masalah sosial. Kebanyakan lagu-lagu Iwan Fals dapat dinikmati dan diterima oleh tidak hanya pemuda tetapi juga orangtua. Kedatangan Iwan Fals ke bumi Karanganyar tentu membawa pesan positif bagi permasalah lingkungan dan permasalahan sosial di Kabupaten Karanganyar (Sebagai contoh: kebakaran hutan lawu dan penanganan dengan penghijauan kembali; pesan pemerintahan yang bersih dan jujur, pesan sosial mengenai pemuda yang membangun bangsa, dll). Menurut saya tidak ada yang sia-sia sepanjang itu dapat dinikmati oleh  semua lapisan. Bukan hanya menuruti kehendak pemimpin atau kehendak satu kelompok tertentu. Toh, apa yang sudah masyarakat berikan dalam bentuk pajak, restribusi dan lain-lain, kembali bermanfaat untuk masyarakat. Demikian pula dengan event-event lainnya yang tentu berkembang ke arah positif, tentu ini akan memicu semangat bagi warga Karanganyar untuk lebih produktif dan berkreasi.



Regards,

Bening Rahardjo



Ps: Anda bisa melihat beberapa pesona Kabupaten Karanganyar dalam akun instagram saya, atau juga bisa melihat update Kabupaten Karanganyar melalui akun facebook Karanganyar Tenteram (https://www.facebook.com/lawu.karanganyar) bisa dilihat di contact. Jangan lupa berkunjung ke Karanganyar ya! :)