Saturday, March 18, 2017

Viewer Discretion in Social Media

Baru saja kemarin netizen Indonesia dibuat heboh oleh aksi bunuh diri seorang laki-laki warga Jagakarsa yang merekam aksi nekadnya gantung diri dengan video live di Facebook. Video live tersebut menjadi viral setelah akun @lambe_turah mempostingnya. Sorry not sorry, buat saya pribadi, lu mau bunuh diri apa gimana terserah aja, kalau mau ninggalin pesan bermakna buat keluarga yang ditinggal, silakan. Tapi karena itu sudah merambah media internet, mempostingnya secara LIVE dan membiarkan seluruh masyarakat untuk melihat aksi lu, itu jelas SALAH. Ada juga cara-cara seperti itu bakal menjadi legitimasi sosial kalau dibiarkan.

Seketika saat akun @lambe_turah memposting mengenai info ini, saya langsung cari tahu akunnya. Beuuh! Malah banyak yang nge-share videonya. Ni orang-orang mikirnya apa sih ya, batin saya waktu itu. Bukannya di-report kek ke Official Facebook bahwa pemilik akun udah meninggal; juga adanya konten video berisi violence di dalamnya yang sangat tidak pantas ditonton. Eh malah banyak yang nonton dan membagikannya. Hmm... Parahnya lagi saya hanya baca komentar orang-orang di situ. Kebanyakan sih menyesal sudah nonton dan merasa takut. (Jelas lah. Ngapain juga coba pakai nonton tindakan suicide gantung diri, nungguin orang meregang nyawanya sendiri pakai tali sampai sakaratul maut menyakitkan. Saya mah ogah).

Seingat saya dulu juga pernah ada aksi gadis 12 tahun bunuh diri membakar diri sendiri yang kemudian direkamnya secara live juga di Facebook. Fitur siaran langsung media sosial jadi dimanfaatkan untuk merekam aksi bunuh diri. Mungkin depresi yang tidak ditangani dengan baik menjadikan orang mudah untuk melakukan hal-hal nekad. Please kepada para pembaca dimanapun Anda berada, apabila menemukan contoh kasus seperti ini lagi, langsung REPORT ACCOUNT saja. Report video-nya juga biar pihak Facebook langsung menutupnya. Bukan hal yang pantas lah disebarin. Apalagi jika dilihat oleh orang-orang dengan emosi labil atau anak-anak, bisa menjadi contoh buruk tentunya. Seperti apabila Anda melihat konten yang tidak layak dilihat/dibaca di media sosial, saat ini pihak penyelenggara media sosial sudah menerapkan layanan report account atau block untuk mencegah konten negatif. Tidak perlu disebarluaskan, langsung saja laporkan. Kalau Anda menyebarkannya, sama saja Anda meracuni orang lain. Please, be wise ya peeps!


Regards.