Monday, December 29, 2014

#LatePost Weekend From The Red Ants


Malam sebelumnya, Bas Bbm-in mau ngajak jalan gw. "Kata Fuad suruh ngajakin elu, Ning". Gw iyakan, dengan syarat minta dijemput karena gw ada urusan kerjaan dulu pagi harinya. Sebenernya gw masih ada kerjaan ke luar kota pagi hari itu, tapi bisa diatur lah kami berangkat setelah dzuhur. Nyatanya di hari H, pukul 14.00 WIB gw baru sampai rumah. Masih mandi lagi, shalat, baru bisa berangkat. Setengah jam kemudian datang si Bas. Tapi, kok sendirian...

"Lah Engkong mana?"
"Fuad nyusul nanti katanya."
"Kok nyusul? Trus kita berangkat berdua duluan gitu?"
"Iya, Lo Bbm-in dia aja bilang kalau kita udah berangkat."

Sebenernya gw udah agak merasa bakal ada yang nggak beres nih kalau sudah begini. Hawanya sudah nggak enak duluan soalnya di awal mau berangkat. Orang tujuannya sama aja pakai berangkat misah-misah. Tapi ya sudahlah. Gw hanya berkonsentrasi pada mendung yang mulai menghitam di atas langit Kota Solo. Waah, tebakan gw betul, baru jalan beberapa kilo dari rumah, hujan gerimis turun. Bas lantas ngeluarin mantel dari bagasi motornya. Setengah mikir sambil menepuk jidat, dia bilang kalau mantel si Fuad ada di bagasi motornya, dititipkan sama dia. Well, Bas....what happen next?

"Ning, coba lo tanyain dia, kehujanan nggak?"
"Bentar. Iya ini lagi gw tanyain dia butuh dianterin mantel apa nggak, kasihan dia kalau kehujanan. Mumpung kita masih di sekitar sini, bisa belok arah balik, belum kejauhan kok." 
Tapi, sekian menit gw nunggu balasan Fuad, hanya delivered doang. Mana kami berdua sudah makin jauh. TIK TOK TIK TOK....
"Gimana nih, Ning? Apa kita terus aja?"
"Ya udah deh lurus aja. Belum kebaca pesan gw sama dia."

Ternyata hujan sore itu sangat deras, hingga membuat beberapa genangan tinggi di beberapa titik sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Gw sama Bas memilih berkonsentrasi pada lalu lintas yang padat, serta badan kami yang mulai basah juga karena hujan deras. Sesampainya di parkiran lokasi tujuan, gw baru buka pesan dari Fuad.

"Ning, anterin gw mantel ke Pom Bensin Jurug. Ini masih berteduh di sini, deres banget hujannya"
Hah? Jurug Ad? x____x
"Yakaliii Koooong, kami udah nyampai SS ini. Masa musti balik jauh bangeeet? Ya lo beli mantel lah di sekitar situ."
"Di sebelah gw nggak ada orang jualan mantel, Bening."
YA IYALAAAH... Mantel mah dijual di toko, bukan di pom bensin -___-
"Ya sudah kalau gitu tabahkan hatimu yak Boy, tunggu hujannya reda. Gw  juga basah kok ini. Gw tunggu sambil ngeringin kaki dulu di food court :)"

Itulah kami, suka aneh-aneh nggak jelas maunya kalau masalah 'janjian' waktu. Walaupun sempat berdebat masalah waktu janjian (again? *sigh*), tapi ketemu mereka (minus Benny a.k.a Bendot) setelah stress berpanas-panas karena kerjaan di luar adalah obat mujarab. Walaupun setelah itu kami pun sama-sama tertawa konyol setelah ketemu, setidaknya bisa ngilangin sepet karena gagal ke Karimun Jawa bulan ini iyesss ~,,~

Ps: Anyway, gw sejujurnya ngerasa bersalah sih sama si tuyul Fuad kalau nyeritain bagian ini. Maaf ya Boy! :D

 






Have nice boxing day! ^^


Regards,

Bening Rahardjo