Sunday, February 16, 2014

Disaster is NOT a Joke, Please!

Mungkin ini sedikit memalukan untuk dipostingkan di blog, apalagi kalau dibaca orang asing, karena itu lebih baik saya gunakan Bahasa Indonesia saja. Ketika di sini kami yang terkena dampak abu vulkanik tebal membuka twitter untuk update informasi seputar kondisi Kelud di timeline, toh di bagian Indonesia yang lain pun masih saja ada yang update tentang perayaan Valentine. Dua sisi yang sangat berbeda. Kami tidak pernah membayangkan akan menjumpai tanggal 14 Februari dengan abu vulkanik tebal dan suasana langit merah di sekitar kami. Tentunya mereka Indonesian yang  merayakan hari Valentine pun tidak akan pernah mau apalagi membayangkan untuk berada di posisi kami. Mungkin, kalau mereka berada di situasi yang sama, tidak akan pernah terlintas pikiran untuk sebuah perayaan Valentine. Apalagi untuk merayakan, untuk sekedar mengucapkan saja pasti tidak. Bahkan saya lebih heran lagi ketika membaca status di facebook atau twit di account twitter yang intinya: abu vulkanik Kelud=kado valentine. Kado YOUR HEAD! Heran, kenapa ya Indonesian itu gemar sekali menjadikan bencana sebagai suatu bahan bercandaan, yang mungkin...menurut mereka itu suatu hal yang lucu atau bisa menarik perhatian orang lain yang membaca. Tapi menurut saya, THAT'S ABSOLUTELY STUPID JOKE! Gimana perasaan anda, kalau anda lagi dalam bencana dan ada orang yang menjadikan bencana itu sebagai bahan lelucon? Apa mereka pikir lucu, sebuah letusan gunung itu jadi kado Valentine untuk warga sekitar Kediri? Bisa dibayangkan, bagaimana nenek-nenek atau kakek-kakek yang terkena ISPA karena setiap hari menghirup udara yang bercampur abu vulkanik? Gila ya, kalau masih saja ada Indonesian yang rela datang jauh-jauh ke Kediri, hanya untuk berwisata menikmati dan melihat abu vulkanik Kelud dari dekat? What a stupid people! Di saat saudaranya, sesama Indonesian di Kediri dan sekitarnya berjuang untuk mendapatkan udara bersih dan sehat, eh ini ada orang yang malah berwisata di tempat itu. OMG... sampai ndak ngerti harus komentar apa...

Kami, yang berjarak 177 km dari Kelud saja sampai H+3 ini, masih susah mendapatkan air bersih dan udara sehat. Debu vulkanik yang tebal sampai 5 cm, setiap hari sudah berupaya dibersihkan, namun masih saja beterbangan kemana-mana. Bagaimana mungkin terlintas untuk sekedar mengucapkan "Selamat Valentine" kalau kondisi debu vulkanik saja masih membuat kami bahkan tidur dengan memakai masker. Ketika seseorang memberi ucapan Valentine pada saya, saya tidak membalas mengucapkan kalimat apapun, hanya saya balas dengan kiriman sebuah foto kondisi di rumah saya. Setelah itu dia meminta maaf, karena tidak membayangkan bahwa kondisi di rumah saya akan separah itu. Oke. Tidak ada Valentine, tidak ada bunga, tidak ada apapun. Kami tidak butuh cokelat, bunga, kue, ataupun kartu ucapan Valentine. Semua yang kami butuhkan adalah udara,lingkungan dan air yang bersih dan sehat saat ini.


Regards,